Isnin, 1 Mac 2010

ANGKAT LAH TANGAN KETIKA BERDO'A

Mengangkat tangan dalam berdoa merupakan etika yang paling agung dan memiliki
keutamaan mulia serta manjadi sebab terkabulnya doa.

Dari Salman Al-Farisi Radhiyallahu 'anhu bahwa Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam
bersabda.
"Artinya : Sesungguhnya Rabb kalian Maha Hidup lagi Maha Mulia, Dia malu dari
hamba-Nya yang mengangkat kedua tangannya (meminta-Nya) dikembalikan dalam keadaan
kosong tidak mendapat apa-apa". [Sunan Abu Daud, kitab Shalat bab Doa 2/78 No.
1488, Sunan At-Tirmidzi, bab Doa 13/68. Musnad Ahmad 5/438.]
Syaikh Al-Mubarak Furi berkata bahwa lafazh hayyun berasal dari lafazh haya' yang
bermakna malu. Allah memiliki sifat malu yang sesuai dengan keagungan dzat-Nya kita
beriman tanpa menggambarkan sifat tersebut. Lafazh kariim yang berarti Maha Memberi
tanpa diminta dan dihitung atau Maha Pemurah lagi Maha Memberi yang tidak pernah
habis pemberian-Nya, Dia dzat yang Maha Pemurah secara mutlaq. Lafazh an yarudahuma shifron artinya kosong tanpa ada sesuatu. (Mur'atul Mafatih 7/363).


Dari Anas Radhiyalahu 'anhu berkata bahwa Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam
tidak berdoa dengan mengangkat tangan kecuali dalam shalat Istisqa. [Shahih
Al-Bukhari, bab Istisqa' 2/12. Shahih Muslim, kitab Istisqa' 3/24].

Imam Hafizh Ibnu Hajar berkata bahwa hadits tersebut tidak menafikan berdoa dengan
mengangkat tangan akan tetapi menafikan sifat dan cara tertentu dalam mengangkat
tangan ketika berdoa, artinya mengangkat tangan dalam doa istisqa' memiliki cara
tersendiri mungkin dengan cara mengangkat tangan tinggi-tinggi tidak seperti ketika doa-doa yang lain yang hanya mengangkat kedua tangan sejajar dengan wajah saja.

Berdoa dengan mengangkat tangan hingga sejajar dengan kedua bahu tidaklah
bertentangan dengan hadits di atas sebab Baginda Rasulullah{saw} pernah berdoa mengangkat tangan
hingga ternampak jelas putih ketiaknya, maka boleh mengangkat tangan dalam berdoa hingga
kelihatan ketiaknya, akan tetapi di dalam shalat istisqa dianjurkan lebih dari itu
atau mungkin pada shalat istisqa kedua telapak tangan diarahkan ke bumi dan dalam
doa selainnya kedua telapak tangan diarahkan ke atas langit.

Imam Al-Mundziri mengatakan bahwa jika seandainya tidak mungkin menyatukan
hadits-hadits diatas, maka pendapat yang menyatakan berdoa dengan mengangkat tangan
lebih mendekati kebenaran sebab banyak sekali hadits-hadits yang menetapkan
mengangkat tangan dalam berdoa, seperti yang telah disebut Imam Al-Mundziri dan Imam
An-Nawawi dalam Syarah Muhadzdzab dan Imam Al-Bukhari dalam kitab Adabul Mufrad.
Adapun hadits yang diriwayatkan Imam Muslim dari 'Amarah bin Ruwaibah bahwa dia
melihat Bisyr bin Marwan mengangkat tangan dalam berdoa, kemudian mengingkarinya
kemudian berkata : "Saya melihat Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam tidak
lebih dari ini sambil mengisyaratkan jari telunjuknya. Imam At-Thabari meriwayatkan
dari sebagian salaf bahwa disunnahkan berdoa dengan mengisyaratkan jari telunjuk.
Akan tetapi hadits di atas terjadi waktu khutbah Jum'at dan bukan bererti hadits
tersebut menafikan hadits-hadits yang menganjurkan mengangkat tangan dalam berdoa.
[Fathul Bari 11/146-147]
Ulama' berkata bahwa dianjurkan berdoa mengangkat tangan karena demikian
itu menjadi penyebab terkabulnya doa, berdasarkan hadits Nabi Shallallahu 'alaihi wa
sallam.
"Artinya : Sesungguhnya Tuhan kalian Maha Hidup lagi Maha Mulia, Dia malu kepada
hamba-Nya yang mengangkat kedua tangannya (meminta-Nya), Dia kembalikan dalam
keadaan kosong tidak mendapat apa-apa". [Hadits Riwayat Abu Dawud].
Dan sabda Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam.
"Artinya : Sesungguhnya Allah Maha Baik tidak menerima kecuali yang baik dan
sesungguhnya Allah memerintahkan kepada orang-orang beriman seperti memerintahkan
kepada para rasul, Allah berfirman.

"Hai orang-orang yang beriman, makanlah di antara rizki yang baik-baik yang Kami
berikan kepadamu dan bersyukurlah kepada Allah, jika benar-benar hanya kepada-Nya
kamu menyembah". [Al-Baqarah : 172].

Dan firman Allah : "Hai rasul-rasul, makanlah dari makanan yang baik-baik, dan
kerjakanlah amal yang shalih. Sesungguhnya Aku Maha Mengetahui apa yang kamu
kerjakan". [Al-Mukminuun : 51]

Kemudian beliau menyebutkan seseorang yang begitu selekeh mengangkat kedua tangannya ke
arah langit berdoa : 'Ya Rabi, ya Rabbi tetapi makanannya haram, minumannya
haram dan pakaiannya haram serta darah dagingnya tumbuh dari yang haram, bagaimana
doanya akan dikabulkan .?" [Shahih Muslim, kitab Zakat 3/85-86]
Adapun hadits yang berbunyi :
"Artinya : Shalat adalah ibadah yang memerlukan khusyu' dan berserah diri, maka
angkatlah kedua tanganmu dan ucapkanlah : Ya Rabbi, ya Rabb..

Cara mengangkat tangan dalam berdoa.
Ibnu Abbas berpendapat bahwa cara mengangkat tangan dalam berdoa adalah kedua tangan
diangkat hingga sejajar dengan kedua bahu, dan beristighfar berisyarat dengan satu
jari, adapun ibtihal (istighasah) dengan mengangkat kedua tangan tinggi-tinggi.
[Sunan Abu Daud, bab Witir, bab Doa 2/79 No. 14950.

Imam Al-Qasim bin Muhammad berkata bahwa saya melihat Ibnu Umar berdoa di Al-Qashi
dengan mengangkat tangannya hingga sejajar dengan kedua bahunya dan kedua telapak
tangannya dihadapkan ke arah wajahnya. [Dishahihkan oleh Ibnu Hajar dalam Fathul
Bari 11/147. .
Ketahuilah Bahwa Doa Istisqa' Memiliki Dua Cara
Pertama.
Mengangkat kedua tangan dan mengarahkan kedua telapak tangan ke wajah, berdasarkan
dari Umair Maula Abi Al-Lahm bahwa dia melihat Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam
berdoa istisqa di Ahjari Zait dekat dengan Zaura' sambil berdiri mengangkat kedua
telapak tangannya tidak melebihi di atas kepalanya dan mengarahkan kedua telapak
tangan ke arah wajahnya. [Sunan Abu Daud, kitab Shalat bab Raf'ul Yadain fil
Istisqa' 1/303 No. 1168..

Kedua
Mengangkat tagan tinggi-tinggi dan mengarahkan luar telapak tangan ke arah langit
dan dalam telapak tangan ke arah bumi. Dari Anas bahwa beliau melihat Rasulullah
Shallallahu 'alaihi wa sallam berdoa saat istisqa dengan mengangkat tangan
tinggi-tinggi dan mengarahkan telapak tangan sebelah dalam ke arah bumi hingga
terlihat putih ketiaknya. [Sunan Abu Daud, kitab Shalat bab Raf'ul Yadain fil
Istisqa' 1/303 No. 1168.
Wallahu A'lam..

Tiada ulasan:

Catat Ulasan