Selasa, 7 September 2010

MINAL AIDIN WAL FAIZIN,KULL 'AMIN WA ANTUM BI KHER

Ramadhan sudah di ambang penghujung..Puasa,Tarawih,Lailatul Qadar,Tadarus AlQur'an,Mujalasah Ikhwan dan segala keseronokan Ramadhan akan berlalu dan belum tentu perkara sedemikian kita akan kecapi lagi di Ramadhan Ramadhan yang akan datang.Sudah pasti selepas ini seluruh umat Islam di dunia ini akan segera merayakan hari yang biasa dianggap ‘kemenangan’. Perayaan rutin setiap tahun ini menjadi pelajaran terpenting setelah berpuasa selama sebulan pada bulan Ramadhan. Seluruh umat Islam merayakannya dengan suka ria tak kira lah yang rajin puasa maupun yang tak rajin puasa.

Sebagaimana kita maklum, selain Hari Raya Eidul Fitri, umat Islam juga ada satu lagi Hari Raya,yaitu Eidul Adha pada 10 Dzulhijjah. hari raya ini disebut Eidul Akbar (hari raya besar), sementara Eidul Fitri hanya disebut sebagai Idul Asghar (hari raya kecil).. Sebagaimana hari-hari besar lain, Eidul Fitri tentu memiliki makna umum sebagai hari keseronokkan sekaligus makna khusus yang dirasakan umat Islam. Paling tidak, eidul Fitri dianggap sebagai hari kemenangan mengalahkan hawa nafsu setelah berpuasa sebulan penuh.
Perkara yang sangat-sangat dengan Hari Raya Eidul Fitri adalah zakat fitrah yang wajib dikeluarkan setiap individu Muslim.Eidul Fitri dan zakat fitrah) adalah kalimat yang berasal dari bahasa Arab fithrah yang bererti natural atau segala sesuatu yang suci, bersifat asal.

PENGERTIAN EID
Eidul Fitri terdiri dari dua kata. Pertama, kata ‘Eid yang dalam bahasa Arab bermakna `kembali’, dari asal kata
a'da. Ini menunjukkan bahwa Hari Raya eidul Fitri ini selalu berulang dan kembali datang setiap tahun. Ada juga yang mengatakan diambil dari kata ‘adah(adat) yang bererti kebiasaan, yang bermakna bahwa umat Islam sudah biasa pada tanggal 1 Syawal selalu merayakannya (Ibnu Mandlur, Lisaanul Arab).

Dalam Alquran diceritakan, ketika para pengikut Nabi Isa tersesat, mereka pernah berniat mengadakan eid (hari raya atau pesta) dan meminta kepada Nabi Isa agar Allah SWT menurunkan hidangan mewah dari langit (lihat QS Al Maidah 112-114). Mungkin sejak masa itulah budaya hari raya sangat sinonim dengan makan-makan dan minum-minum yang serba mewah. Dan ternyata Allah SWT pun mengkabulkan permintaan mereka lalu menurunkan makanan.(QS Al-Maidah: 115).

Jadi, tidak salah dalam sambutan Hari Raya eidul Fitri masa sekarang juga dirayakan dengan menghidangkan makanan dan minuman mewah yang lain dari hari-hari biasa. Dalam hari raya tak ada larangan menyediakan makanan, minuman, dan pakaian baru selagimana tidak berlebihan dan tidak melanggar batasan Syara'. Apalagi bila disediakan untuk orang-orang yang amat memerlukan.

Abdur Rahman Al Midani dalam kitabnya Ash-Shiyam Wa Ramadhân Fil Kitab Was Sunnah (Damsyiq), menjelaskan beberapa etika merayakan eidul Fitri. Di antaranya di situ tertulis bahwa untuk merayakan eidul Fitri umat Islam perlu makan secukupnya sebelum berangkat ke masjid utk solat sunat hari raya, memakai pakaian yang baru dan paling indah, saling ucap mengucap selamat sesama Muslim semoga Allah SWT menerima puasanya, dan memperbanyak takbir. Kata yang kedua adalah Fitri. Fitri atau fitrah dalam bahasa Arab berasal dari kata fathara yang bererti membedah atau membelah, bila dihubungkan dengan puasa maka ia mengandung makna `berbuka puasa’

(ifthaar). Kembali kepada fitrah ada kalanya ditafsirkan kembali kepada keadaan normal, kehidupan manusia yang memenuhi kehidupan jasmani dan ruhaninya secara seimbang. Sementara kata fithrah sendiri bermakna `yang mula-mula diciptakan Allah SWT` . Berkaitan dengan fitrah manusia, Allah SWT berfirman dalam Alquran: “Dan ketika Tuhanmu mengeluarkan anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman): Bukankah Aku ini Tuhanmu?.

Mereka menjawab:”Benar, (Engkau Tuhan kami), kami menjadi saksi. (QS. Al A`râf: 172).” Ayat ini menjelaskan bahawa seluruh manusia pada firtahnya mempunyai ikatan spiritual yang berupa pengakuan terhadap ketuhanan Allah SWT. Dalam hadis, Rasulallah SAW juga menegaskan dengan sabdanya: “Setiap anak Adam dilahirkan dalam keadaan fitrah: kedua orang tuanyalah yang menjadikannya Yahudi, Nasrani dan Majusi (HR. Bukhari).” Hadits ini memperkukuh kesaksian atau pengakuan seluruh manusia yang disebutkan Alquran di atas.

Eidul Fitri disebut sebagai eidul Asghar (hari raya yang kecil) sementara eidul Adhha adalah eidul Akbar (hari raya yang besar), Tetapi kebiasaan Umat Islam di negara kita merayakan eidul Fitri lebih meriah dibandingkan hari-hari besar yang lain, bahkan hari raya eidul Adha sekalipun. Malah eidul Fitri dirayakan dengan aneka ragam acara, dimulai dengan solat eid berjamaah hingga kunjung mengunjung antara keluarga dan open house yang kadang-kadang, berlarutan hingga akhir bulan Syawal.

Dalam neraca Islam,eidul Fitri secara sederhana adalah hari raya yang datang berulang kali setiap tanggal 1 Syawal yang menandakan puasa telah selesai dan kembali di bolehkan makan minum di siang hari. Ertinya, kata fitri disitu di ertikan sebagai `berbuka atau berhenti puasa`. Maka tidak salah apabila eidul Fitri pun disambut dengan pesta makan-makan dan minum-minum mewah yang sudah menjadi lumrah masyarakat melayu kita sambut.

Tetapi,Pemahaman dan budaya eidul Fitri seperti ini harus dijauhkan, sebab selain kurang menghayati makna eidul Fitri sendiri, juga terdapat makna yang lebih mendalam lagi. Eidul Fitri seharusnya diterjemah dan di hayati sebagai `kepulangan seseorang kepada fitrah asalnya yang suci` seperti baru saja dilahirkan dari rahim ibu.Kembali seakan akan baru lahir ini bermaksud seorang Muslim yang selama sebulan melalui Ramadhan dengan puasa, qiyam, dan segala ragam ibadah, harus mampu kembali berislam, tanpa ada sedikitpun perasaan benci, irihati, dengki, serta bersih dari segala dosa dan Maksiat.

Idul Fitri bermaksud kembali pada naluri kemanusiaan yang murni, kembali pada keberagamaan yang lurus, dan kembali dari seluruh prihal busuk yang bertentangan dengan jiwa manusia yang masih suci. Kembali dari segala kepentingan duniawi yang tidak islamik. Inilah makna eidul Fitri yang asli.
Menjadi satu kesalahan yang amat-amat besar apabila eidul Fitri diterjemahkan sebagai `perayaan kembali bebas untuk makan dan minum` sehingga sebelum ini dilarang makan siang hari, setelah hadirnya eidul Fitri akan balas dendam., atau di terjemahkan sebagai kembalinya kebebasan untuk melakukan maksiat dan mungkar yang sebelum ini dilarang dan ditinggalkan. Kemudian, kerana Ramadhan sudah selesai, maka kemaksiatan kembali ramai-ramai digalakkan. Ringkasnya, kesalahan itu pada akhirnya menimbulkan sebuah fenomena umat yang soleh bermusim, bukan umat yang berupaya mempertahankan Fithrah dan nilai ketaqwaan kepada ALLAH.

Ikhtisar(SECARA RINGKAS)
- Eidul fitri merupakan momentum terbaik bagi setiap manusia untuk kembali ke fitrahnya sebagai makhluk yang suci dan telah terampun dosanya.
- Cuma, Pada zaman kita ini masih ramai sahabat-sahabat kita yang memahaami pengertian eidul Fitri hanya sebagai hari terbebasnya manusia dari kewajipan berpuasa.
- Ada juga kelompok yang menjadikan eidul Fitri sebagai hari mempamer kemewahan.
- Mereka yang keliru menghayati makna eidul Fitri hanya akan menjadi manusia yang soleh ber musim.Wallahu A'lam..

SELAMAT HARI RAYA!!

Tiada ulasan:

Catat Ulasan